Di Penghujung Ramadhan 1442 H

Assalamualaikum…

Tahun 2021 ini, suasana bulan puasa Ramadhan 1442 H masih dilingkupi dengan pandemi. Ini tahun kedua kita semua utk puasa dan Lebaran di rumah aja. Larangan mudik juga udah dikeluarkan oleh pemerintah yanh dimulai tanggal 6 Mei, yaaa tapi warga negara ini mah tetap punya celah agar tetap bisa mudik…mudiknya dimajuin!

Yess..sebelum tanggal 6 Mei udah pada mulai mudik rangorang. Pasar udah mulai sepi, tukang sayur, tukang buah langganan udah mudik semua..Setelah masuk tanggal 6, jalan-jalan tikus padat sama pemudik…huft. Semoga Allah melindungi kita semua dari pandemi ini, dan semoga rangorang pada jaga protkes ketat selama mudik & Lebaran supaya kasus nggak meningkat. Aamiin…

Cukup pembukanya, sekarang cerita tentang aku di bukan berkah ini. Berhubung aku masih menyusui bayi 2 bulan, aku nggak puasa nanti insyaAllah akan digantikan dengan bayar fidyah. Sedihnya, bulan puasa tahun ini aku nggak bisa jalanin dengan khusyuk. Selain nggak puasa, jalanin ibadah lain juga kurang maksimal, misalnya sholat wajib nggak di awal waktu, sholat tarawih jarang, baca AlQuran juga cuma berapa kali.. hiikksss :'(. Ada rasa sediih banget, apalagi bulan puasa tahun ini tinggal beberapa hari lagi.

Ditambah beberapa hari kemarin, mood aku nggak bagus banget. Pencetusnya yaa apalagi kalau bukan Paksu yang tiap sampai rumah selalu bobo dengan santuynya, sedangkan aku butuh bantuan jagain bayi yang malam-malam kemarin agak rewel dari biasanya pas mau bobo malam. Diakumulasi dengan rasa capek aku, badan kurang fit, jadwal mandi makan sholat yg selalu tertunda, bentar lagi mau masuk kerja, saldo menipis (eh 😅) dan lain-lain. Dan meledaklah di 2 hari kemarin. Aku ngambek ke Paksu dan semua yang ada di rumah. Kadang tiba-tiba nangis aja. Aku cuma mau sama bayi aja di kamar.

Sampai siang kemarin, aku dan bayi pun di rumah aja, sedangkan yang lain pergi ke luar rumah untuk beli ikan segar buat lauk pauk. Alhamdulillah bayi bobo sambil nenen siang itu, aku pun buka2 hp & ketemua postingan video oranh salam2am jarak jauh plus lagu Lebaran. Nah pas dengar lagu Lebaran itu, entah kenapa aku tiba-tiba nangis…😭. Sediih rasanya Ramdhan tahun ini udah mau selesai, dan aku nggak ngapa2in ditambah pake acara ngambek ke keluarga. Huhuuuu…

Setelah nangis sampai puas, nggak lama sih tapi rasanya sisa-sisa emosi tersalurkan keluar semua.. Alhamdulillah, aku jauuh merasa baikan. Pas keluarga udah pulang, aku pun bisa bersikap biasa lagi dam happy. Dan itu rasanya, masyaAllah luar biasa banget. Makasih Allah udah menyadarkan aku…. 😢

Yuuukkk kencangkan ibadahnya lagiii..masih ada beberapa hari Ramadhan tahun inii.. Semoga Allah perkenankan kita untuk bertemu Ramadhan di tahun2 berikutnya, lengkap anggota keluarga, dalam keadaan sehat, selamat, usia berkah..aamiin

Hello 2020, kok sepi? ðŸ˜…

Assalamualaikum…

Saat ini saya baru tengok blog lagi di tahun 2020! Jangankan ada postingan di 2020, dilihat aja baru sekarang, di bulan November l… Wow banget yaaa..haha :D. Sampai lupa klo email login blog ini udah saya ganti dan sempat susah login :).

Sedikit merapel cerita di tahun 2020 ini, tentu yang saya ingat saja, haha.. Berhubung tahun ini istimewa bagi semua penduduk bumi, karena adanya pandemi Corona virus disease 2019 (covid-19) yang disebabkan virus corona, asalnya dari Wuhan China pada akhir 2019. Virus ini menyebar dengan cepat ke seluruh dunia di tahun 2020, dan sebagian besar negara-negara dunia menyatakan terinfeksi di bulan Maret 2020, termasuk Indonesia. Sooo…rasanya tahun 2020 ini cuma di bulan Januari-Februari aja, sisanya kami banyak berdiam diri di rumah untuk meminimalkan penyebaran virus ini.

Virus ini bergejala seperti flu tapi lebih berat, bagi yang terinfeksi awalnya demam/panas, batuk, pilek, sesak napas, hilangnya sensivitas penciuman dan perasa, dan kasus beratnya adalah gangguan pernapasan, hilangnya kesadaran, dan bahkan banyak kasus meninggal karena virus ini. Meski sebagian menyatakan bahwa virus ini akan lebih reaksi berat bagi orang yang memiliki penyakit pemberat (kormobid) seperti hipertensi, diabetes, jantung, dll, termasuk orang lanjut usia. Sedangkan bagi orang yang memiliki imunitas tubuh kuat, penyakit akibat virus ini bisa sembuh total, bahkan 80% lebih orang yang tes positif dinyatakan tanpa gejala. Tapi kita semua wajib waspada, karena kita nggak tau bagaimana reaksi virus ini di tubuh kita atau keluarga kita yg rentan.

Saya dan keluarga, sangat berharap, Allah swt akan segera menghilangkan virus ini dari bumi. Agar kita semua kembali sehat dan aman, bisa beraktivitas seperti biasa bahkan lebih baik lagi..aamiin allahumma aamii..

Tulisan ini pembuka dulu, mudah-mudahan saya ada mood dan waktu yang pas untuk sedikit demi sedikit merangkai tulisan selama tahu 2020 😃

Flashback to 2019: sebuah rapelan cerita :D

Sebelum mulai merapel tuliasan di 2020, ternyata banyak kejadian 2019 yang saya lewatkan juga :). Tulisan terupdate di 2019 tentang PTG yang saya almi pasca kuret kehamilan ketiga. Alhamdulillah semuanya sudah normal kembali, setelah saya berbagi cerita dengan teman BC Bulan Mei 2013, ternyata ada 1 orang yang pernah mengalami PTG juga sampai 2 kali. Beliau juga menjalani beberapa kali kemoterapi hingga akhirnya betaHCG normal kembali, nilai betaHCG-nya jauh lebih tinggi dari saya. Berkat kesabaran dan keuletan beliau menjalani pengobatan, alhamdulillah kini beliau sudah dinyatakan sembuh.

Nah, supaya saya ingat mau menulis apa di postingan berikutnya terkait kejadian di 2019, saya coba buat list dulu deh.. (semoga ada semangat untuk membuat postingannya..haha).. Meskipun kurang menarik dan belum tentu ada yang membaca, saya menulis blog ini sebagai catatan untuk diri sendiri, ibaratnya “diary” tapi tidak privasi 😀

Diklatpim IV; Belitung; Jogja; Aceh; Singapura; Sekolah Kakak; Family time…

Kira-kira cerita itu yang ingin saya posting dan berbagi selama tahun 2019, semoga ada mood..aamiiin..

Me with PTG (3)

Saat Idul Fitri tiba, saya rehat sejenak dari bolak balik ke dokter dan RS. Perdarahan masih saya alami, setiap 2-3 hari sekali ada darah yang keluar, kadang disertai mulas, kadang tidak. Dua minggu sebelum Lebaran saya memutuskan minum air rendaman jahe, kayu manis, sereh, kunyit, madu (resep JSR untuk rahim), sahur dengan buah-buahan dan kurma saja, berbuka dengan lauk pauk dan sayuran (tanpa nasi putih), yang akhirnya membuat saya hampir tidak makan nasi putih lagi. Saya perbaiki pola makan dan konsumsi booster dari herbal-herbal. Berharap ada perubahan ke arah lebih baik bagi tubuh saya.

Setelah Lebaran, saya mau mulai pengobatan kemoterapi lagi. Kali ini saya akan menggunakan BPJS. Saya mulai dari Puskesmas di kelurahan, lalu dirujuk ke RSUD Pasar Minggu. Di RSUD Ps. Minggu saya diperiksa Bu dokter Netty Katrina. Saat melihat hasil pemeriksaan saya di dokter sebelumnya serta hasil lab betaHCG saya, Budok Netty langsung bilang “ini mah tidak ada keganasan”. Nilai betaHCG yang hanya segitu tidak dikatakan keganasan. Saya ceritakan masalah perdarahan dan rasa nyeri atau mulas yang datang. Akhirnya saya diminta surat pengantar dari dokter sebelumnya. Sempat shock juga saya, karena dokternya agak bentak dan saya nggak diperiksa apa-apa, padahal udah ngantri lumayan. Akumulatif kelelahan dan pikiran sejak dari Puskesmas, saya pun menangis di ruang tunggu setelah keluar dari ruangan periksa.

Keesokannya saya kembali ke dok Oni di Griya Puspa. Saya jelaskan kalau dokter di RSUD butuh surat pengantar. dibuatkan, selesai. Beberapa hari berikutnya, saya kembali ke dok Netty di RSUD, kali ini ditemani Pak Suami. Karena Sabtu, antrian lebih banyak daripada hari biasa. Lama menunggu, akhirnya tiba giliran saya masuk ke ruang dok Netty. Saya serahkan surat pengantar dan jelaskan kembali, lalu saya diperiksa USG transvaginal dan dijelaskan kemungkinan bukan keganasan (PTG) tapi memang ada sesuatu, bisa jadi polip atau lainnya. Jadi diagnosis dok Netty adalah perdarahan abnormal. Dan saya dapat surat rujukan untuk ke RS. Fatmawati, untuk melakukan kemoterapi.

Selang beberapa hari kemudian, saya pergi ke RS. Fatmawati sendirian, saya antri sebagai pasien BPJS. Penilaian saya terhadap RS ini adalah semrawut. Mulai dari pengambilan nomor antrian, pendaftaran, keadaan di ruang tunggu..semuanya semrawut. Di ruang tunggu tempat periksa, yang tadinya masih sepi sampai penuh dan duduk di lantai, karena sudah jam 8 pun, belum ada pasien obgyn yang dipanggil..entah jam berapa pasien pertama masuk ke dalam ruangan.

Selama menunggu 4 jam di ruang tunggu, saya melihat berbagai keluhan penyakit orang lain. Ada seorang ibu yang perutnya besar, bukan hamil. Lalu ada obrolan beberapa perempuan tentang penyakit kankernya, dll. Ya Allah Rabb ku…ternyata masih banyak orang yang lebih parah penyakitnya daripada yang kurasakan saat ini. Semoga aku dan keluarga dihindari dari penyakit berat seperti itu.

Tiba giliran saya masuk ke ruang dokter obgyn yang ternyata laki-laki. Dokternya melihat berkas yang saya bawa, mendengarkan penjelasan saya, diikuti 2 orang dokter koas yang selalu mencatat, tidak ada pemeriksaan fisik apa pun. Pun kesimpulan dokter ini sama, tidak ada keganasan. Akhirnya saya diminta atur jadwal USG lagi di pertemuan berikut dan diresepkan obat penghentian perdarahan. Saat saya daftar untuk jadwal USG, baru 2 minggu kemudian. Saya intip catatan jadal USG-nya, betapa kaget saya bahwa pasien yang urutannya di atas saya semua diagnosis Ca (kanker). Astaghfirullah.

Apa yang saya dapat? Ketidakjelasan, keraguan, dan lelah lahir batin. Namun ada pelajaran yang saya dapat, banyak bersyukur dan jaga kesehatan ke depannya.

Akhirnya saya pun memutuskan untuk berhenti kemoterapi. Dari 4 dokter obgyn yang saya datangi, 3 diantaranya menyatakan tidak ada keganasan atau bekas kuret sudah bersih. Saya coba melanjutkan pola makan yang sehat dan minuman herbal. Darah masih keluar di luar masa haid, tapi haid saya datangnya sangat teratur. Di bulan Juli, saya memutuskan cek betaHCG sendiri dan USG abdomen di Pramita. Alhamdulillah, betaHCG saya sudah normal dan hasil USG abdomen juga bagus semua kata dokter yang periksa serta tidak ada keganasan apa pun di bagian rahim. Alhamdulillah, makasih Ya Allah…

Jadi saya akan coba lanjutkan pola makan dan minum herbal ini, rencana akan cek betaHCG lagi 3 bulan kemudian jika masih ada perdarahan.

Tambahan: Masuk bulan September, perdarahan sudah tidak ada. Tetapi saat haid beberapa hari, bersih, lalu keluar darah segar lagi. Udah 3 kali haid seperti itu. Semoga baik-baik saja dan ini bagian dari proses pemulihan tubuhku. Aamiin Ya Allah.

Aku menyatakan tidak terkena PTG seperti yang di diagnosa sebelumnya.

Menunda masuk SD, Why not?

Akhirnya Kakak lulus TK juga pas Juni 2019 lalu. Setahun Playgroup dan 2 tahun TK. Pas cari sekolah TK, cuma googling aja TK-TK terdekat, endingnya mah TK warisan dari jaman mamanya dulu, TK Aisiyah, hahaha… Jaraknya hanya berjalan kaki tidak sampai 5 menit. Alhamdulillah TK ini memenuhi standar dasar kami: 1) berbasis Islam, 2) jarak dekat, 3) biaya terjangkau, 4) pengajaran variatif…. bonusnya di TK ini kakak rutin filedtrip setahun sekali ditambah sering ikut lomba-lomba, terutama menari yang sering diikuti Kakak.

Kakak nggak langsung kami masukkan ke Sekolah Dasar selepas masa TK-nya. Mengapa menunda masuk SD? Beberapa alasan kami adalah; 1) Usianya masih dini bagi kami (saat lulus TK 6 tahun 1 bulan), 2) Belum bisa disiplin bangun pagi, 3) Belum ketemu SD swasta yang sreg (udah survei2 internet juga sebelumnya), 4) SD negeri belum memenuhi syarat usia, 5) (kami merasa) Kakak belum siap untuk masuk SD, dan 6) mau liburan duluuuuu… haha.

Jadi dengan pertimbangan2 itu, kami menunda Kakak masuk SD tahun 2019 ini. Meski banyak yang mempertanyakannya kenapa belum masuk SD padahal udah 6 tahun? Untungnya saya, Pak Suami, dan Nenek kompak untuk menyekolahkan Kakak saat 7 tahu saja, jadi bisa jawab tiap pertanyaan orang-orang dengan PD. Semoga kami dan Kakak lebih siap untuk masuk SD tahun depan, serta menemukan SD yang sesuai dengan Kakak, Aamiiin…

Tapi setahun ini kami tidak membiarkan Kakak “nganggur”, kami memanggil guru privat ke rumah untuk mengajarkan Kakak menulis, berhitung, membaca, hapalan doa, dan tata cara sholat. Alhamdulillah, Kakak sudah bisa membaca lancar sebelum lulus TK. Selain itu, kita sebagai orangtua juga selalu memberi bekal ke Kakak agar dia lebih siap jika ke luar lingkungan nanti.