Dirawat di RS

Ketakutan gw selama ini adalag melihat anak bayi atau anak kecil diinfus. Kasian banget lihat tangannya ditusuk jarum dan dibebet. Dan itu pun teradi pada anak sendiri, yes Kiya hari Senin lalu (26 Mei 2014) resmi dirawat dan diinfus di RS KMC.

Jadi awalnya neng Kiya sakit batuk2 hari Kamis (22 Mei 2014), makan dikit – batuk – muntah. Alhasil hari itu makannya dikit sekali, padahal hari2 sebelumnya udah lahap makannya. Trus Kiya ada pileknya juga dengan ingus meler2 dari hidungnya. Hari Jumat coba kasih makan dan hasilnya sama kaya kemarin, coba kasih minum air putih aja yang banyak dan susu. Oya, gw sampai nggak kerja karena Kiya demam dan hanya mau menyusu, kalau minum asip khawatir stoknya nggak cukup. Coba kasih makan, ditolak. Batuk2 semakin sering dan kadang muntah. Siang hari Semakin rewel dan badan demam, minum air putih nggak mau. Mungkin karena batuknya keras tenggorokan sakit jadinya nggak mau makan minum. Menyusu langsung aja jadinya.

Hari Jumat malam, badan masih demam tapi masih observasi 3 hari dari kemarin malam dan belum kasih obat penurun panas, masih yakin kalau ini flu aja. Batuk2 semakib sering dan kuat, malam hari susah tidur si neng dan emaknya juga. Keesokan Sabtu masih sakit batuk pilek demam dan tetap nggak mau makan minum air putih, nenen tok. Tapi masib lincah teriak2 dan main.

Malam harinya jam 11 malam Kiya terbangun dan gw ganti diapernya, nih anak anteng aja diganti diapernya mungkin karena masih ngantuk kali ya. Selesai ganti diaper, nenen, dan bobo lagi tapi gelisah2 karena batuk terus.. 😦

Minggu pagi Kiya masih bobo aja karena malam harinya terganggu batuknya terus. Coba kasib uap dan balur yang hangat2 dan akhirnya kasib obat penurun panas juga karena kasihan dan udah 3 malam juga dia demam. Siang hari masih bobo aja Kiya, loh tumben. Jam 10an baru coba kita lap badannya dan ganti baju. Trus dia bobo lagi sambil nenen. Tapi nenen juga nggak selahap kemarin apalagi nggak ada makanan dan minuman laun yanv masuk. Pokoknya tiduuurr aja sambil diiringin batuk2 kencang.

Mama melihat Kiya dan merasa kalau Kiya terlihat pucat, sepertinya dia lemas kata Mama. Udah disuruh dibawa ke dokter, tapi kita ragu karena hari Minggu nggak ada dokter spesialis anak. Kalau dokter umum kok gw ragu ya. Ohya napas Kiya mulai sesak juga, kedengarangan bunyi napasnya dan  dia napas cepat, asmakah??

Selepas maghrib akhirnya bawa Kiya le RS JMC juga. Siap2in baju karena gw yakin Kiya sudah dehidrasi dan harus diinfus. Sampai RS JMC ketemu dokter umum, perempuan muda yang berkata saat Kiya ditimbang “berat badan terakhir berapa?”. Gw yg lagi panik dengarnya *berat badan lahir* dan jawab “3,35 kg”. Dokter umum, “Ooh bagus ada peningkatan banyak ini.” Mama bisikin gw kalau berat terakhir yang ditanya. Gw, “Ooh..umur 9 bulan 8,5 kg dok”. Dokter umum sambil tersipu malu “Ooh..”. Ini dokter nggak belajar BB pada bayi balita yak.

Lanjut deh..akhirnya Kiya diperiksa kalau banyak slam/dahak di bronkus/batang tenggorokannya. Lalu lihat tenggorokannya juga merah. Kemudian diminta cek darah dan diberi obat penurun panas via anus. Setelah dikasih obat penurun panas itu, Kiya agak lincah lagi. Hasil lab darah menunjukkan kalau ada infeksi virus dan dehidrasi, trombosit alhamdulillah normal. Dokter memberi pilihan apakah mau dirawat di rumah atau langsung infus? Melihat Kiya yang sudah agak lincah tadi, gw mau coba rawat di rumah, tapi dengan syarat Kiya harus masuk banyak cairan dan dokter kasih cairan oralit buat diminum.

Tiba di rumah, Kiya udah lemas lagi. Gw dan mas suami coba kasih dia minum dengan cara pipet ke mulutnya yang lagi tidur. Gw juga tawarin nenen sesering mungkin tapi Kiya tetap masih tak berdaya. Gw harus standby sepanjang malam untuk masuk tetes demi tetes air oralit ke mulutnya. Malam itu, gw dan suami sama2 merasakan cemas galau khawatir stres sedih campur aduk. Apa yang harus kita perbuat sekarang?? Dan diputuskanlah bawa ke RS lagi untuk diinfus. Tadinya mau bawa jam 2 pagi tapi sama Mama & Papa suruh tahan dulu sampai pagi sementara Kiya ditetesin air oralit terus. Kita ganti2an yang jaga Kiya malam itu.

Esoj pagi, kita bergegas. Tas isi baju Kiya dan gw serta mas suami udah siap dari semalam. Telepon ke RS JMC ternyata kamar di sana full bahkan sampai kamar paling besarnya. Akhirnya mas suami bilang ke RSIA KMC aja dan kamar di sana tersedia. Cuss kita ke sana di Senin pagi tanggal 26 Mei 2014. Tiba di sana masib menunggu dokter anak datang, jam 8 pas kami sudah di kamar klinik dr. Ami, spa.

Setelah diperiksa, dr. Ami bilang kalau Kiya kena bronkiolitis (kalau dewasa bronkitis) atau nama lainnya asma bayi. Karena banyak slam/dahak di bronkusnya dan penyenpitan bronkus juga. Asma neng Kiya faktor keturunan dari gw dengan pemicu batuk pilek atau alergi. Napas Kiya juga cepat sekali makanya dia nggak mau makan atau minum.

Jam 9.30 pagi Kiya pun masuk kamar di Freesia RSIA KMC. Sebelum masuk kamar Kiya di uap dulu dan pijat punggung dadanya. Setelah di kamar, kita menunggu 1 jam lagi sampai akhirnya Kiya diinfus. Padahal Kiya udah lemas banget sejak kita bawa dari rumah. Lambat! Saat pemasangan jarum infus bukan di kamar inap tapi di ruang tindakan, jadinya Nenek yg nemani Kiya pasang jarum ibfus di tangannya dan gw jaga kamar. Terdengar jeritan nangis Kiya dan gw nggak sadar kalau itu tangisan Kiya..hehe.
Di kamar, Kiya lebih banyak bobo dan beberapa jam kemudian fisiknya yg dehidrasi mulai menunujukkan perubahan. Kulitnya cerah kembali, bibir tidak pucat lagi, kelopak mata tidak hitam lagi dan perlahan rona di tubuhnya kembali lagi. Alhamdulillah…terima kasih Allah.

Perawatan Kiya di RS selain infus adalah dikasih obat sesak, batuk, dan antibiotik karena hasil tes urin bahwa Kiya kena ISK juga (mungkin karen 2 hari terakhir kurang cairan), di uap dan pemijatan dada punggung. Malam pertama gw dan mas suami menemani, alhamdulillah berjalan lancar karena Kiya lebih banyak bobo plus diapernya cepat sekali penuh karena disiram cairan infus. Sore ini neng dijenguk tante Shinta dan Dewi, makasih tante2.

Esok hari Selasa (27 Mei 2014) adalah tanggal merah, alhamdulillah banyak yang jenguk saudara2. Kondisi neng semakin baik tapi dia gelisah2, mungkin karena badannya udah pegal dengan infus di tangan kanan yang nggak bergerak-gerak. Sampai akhirnya Kiya ketemu posisi nyamannya yakni miring ke kanan dimana tangan kiri cengkram tiang tempat tidur 😅.

Esok hari Rabu tanggal 28 Mei 2014 kondisi Kiya semakin baik. Masih sedikit batuj dan sedikit sesak tapi napasnya sudah nggak cepat. Minum air putih sudah mulai mau dan makan sekali suap mau. Saat dokter datang berkunjung, kami bertanya apakah sudah boleh pulang dan ternyata sudah..alhamdulillah.. yang penting infusnya segera cabut karena kasian neng Kiya nggak nyaman. Oya,sebelum pulang dr RS, gw pun drop dan sakit persis seperti Kiya. Batuk pilek dan sesak disertai demam dan lemas. Seteah berobat di dokter umum, gw pun coba istirahat di kamar Kiya. Malam hari kami sudah sampai di rumah dimana gw langsung drop tertidur.

Alhamdulillah…telah kembali ke rumah. Semoga setelah ini sehat2 terus anak mama papa dan semuanya juga sehat2 juga ya :). Setelah sakit ini Kiya bisa berdiri sensiri dan mau belajar jalan.

image

image

image

image

Berobat inap di RSIA KMC;
Berobat rawat inap 3 hari 2 malam di Kamar Utama (1 kamar 1 pasien), dokter anak 3 kali, obat2an, tindakan uap fisioterapi, tes lab urine, semuanya habis 7 juta lebih.